ﺍﻠﺤﻤﺩﷲﺭﺏﺍﻠﻌﺎﻠﻤﻴﻥ
ﻭﺍﻠﺼﻼﺓﻭﺍﻠﺴﻼﻡﻋﻠﯽﺴﻴﺩﻨﺎﻤﺤﻤﺩﺴﻴﺩﺍﻠﻤﺭﺴﻠﻴﻥ ﻭﻋﻠﻰﺍﻠﻪﻭﺼﺤﺒﻪﺍﺠﻤﻌﻴﻥ
Amma ba’du…!!
Syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, Karena telah diberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyusun risalah singkat dan sederhana ini.
Allah telah menciptakan manusia ini berpuak-puak, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal sesamanya.
Diantara bangsa-bangsa yang Allah ciptakan,tersebutlah suatu bangsa ditanah arab yaitu bangsa Quraisy, artinya “Bangsa Mulia”. Dari bangsa quraisy ini ada yang kafir ada yang islam.
Hanya keturunan Muhammadlah yang Islam. Muhammad telah lahir pada malam senin tanggal 12 rabiul awal, tahun gajah (571 M). Muhammad lahir dari pernikahan Abdullah dan Aminah ( keduanya keturunan Quraisy ). Sejak kecil Muhammad menjadi yatim piatu dan ketika beranjak dewasa beliau ikut berniaga ke negeri syam bersama kakeknya Abdul Muthalleb. Kemudian Muhammad diangkat menjadi rasul, sebagai penutup segala nabi. Beliaulah khataman nabi, yaitu sayyidil awwalin wal akhirizzamani.
Nabi Muhammad meninggalkan dua pusaka agung untuk ummatnya,yaitu Al-quran dan Al-hadits (pedoman hidup ummat islam).Nabi Muhammad meninggalkan seorang putri yang bernama sayyidatina Fathimah Az-zahra,yang kemudian dinikahkan dengan Sayyidina Ali ra, yang melahirkan dua kebajikan “Hasan dan Husein”. Dari cucu Rasulullah “Hasan dan Husein” inilah berkembang nasab-nasab mulia.
Husein menurunkan keturunannya: Sayyidina Zainal Abidin, Anaknya: Sayyidina Muhammad Baqir, Anaknya: sayyidina Ja’far As-siddiq.
Dari keturunan ja’far as-siddiq inilah berkembang beribu-ribu keturunan di seluruh dunia islam, dan merekalah yang meneruskan perjuangan rasulullah sampai sekarang.
Dari keturunan tersebut diatas terciptalah beratus-ratus marga yang tersebar di seluruh Negara-negara islam di dunia.
Dalam risalah yang singkat dan sederhana ini, penulis Ingin menguraikan secara singkat tyentang silsilah seseorang yang bernama “Sayyid ‘Athaillah”, yang menurut cerita berasal dari garis keturunan nasab mulia.Sayyid ‘Athaillah lahir dan wafat di tanah Arab,beliau mempunyai seorang putra bernama Sayyid Abdul karim, juga lahir dan wafat di tanah arab. Sayyid Abdul Karim mempunyai seorang putra yang bernama Sayyid Muhammad, beliau menetap di Madinah Al-munawwarah.
Pada tahun 711 H, Sayyid Muhammad hijrah ke Atjeh bersama 3 orang lain yang senasab. Salah seorang di antara mereka kembali ke tanah arab ( Hadhra maut ). Satu orang di angkat menjadi raja di kerajaan pasai, satu orang lagi hijrah ketanah jawa dan juga menjadi raja turun temurun sampai ke kerajaan demak ( Raden fatah ). Dari keturunan raja demak tersebutlah Sayyid ‘Athaf, dari keturunan Sayyid ‘Athaf berkembang sampai ke ujung Sumatra ( Tanah Atjeh bagian barat,tepatnya di meulaboh, daerah Peuluekueng, yang sekarang lebih dikenal dengan “Keluarga Abu Peuluekueng”.
Urutan silsilah Sayyid ‘Athaf, Anaknya:
- Habib Abdul Qadir Rama’any, Anaknya:
- Habib Abdurrahim Quthubul Wujud, Anaknya:
- Habib Muhammad Yasin, Anaknya:
- Habib Mahyiddin/Habib Muda (Quthub Nisbah), Anaknya:
1. Abu Habib Quraisy
2. Abu Habib Qudra
3. Habib Puteh
Demikianlah uraian tentang 3 orang yang senasab dengan Sayyid Muhammad.
URAIAN CERITA TENTANG SAYYID MUHAMMAD BIN SAYYID ABDUL KARIM BIN SAYYID ‘ATHAILLAH.
Sayyid Muhammad yang datang ke atjeh pada tahun 711 H, tidak menjadi raja beliau menjadi ulama di pantai utara aceh, tepatnya di juli Bireun.
Beliau hidup di juli bireun.dan memiliki beberapa gelar / nama lain diantaranya:
- Sayyid Muhammad ‘Asyiq Madinatir rasul di negeri juli,
- Sayyid Muhammad ‘Asyiq.
- Sayyid Madinah
Adapun Sayyid Muhammad Bin Sayyid Abdul Karim Bin Sayyid ‘Athaillah menurunkan 9 keturunan di Atjeh (Serambi Mekkah):
1. Geujruen Sayyid Geumpa di juli
2. Geujruen Medan
3. Geujruen Paksa di juli
4. Geujruen PO Meugat di juli
5. Geujruen Sie Keubeue di juli
6. Geujruen Nyak Qin
7. Gejruen Syieq Ek
8. Gejruen Ee/Geujruen Aulia/Sayyid Ahmad/Sayyid Muhammad Basyar,di juli
9. Teungku Syik di Glong glang/Teungku Syik di Gleung Glang.
Ke 9 orang putra Sayyid Muhammad tersebut mempunyai cerita tersendiri di kalangan masyarakat Aceh utara pada umumnya. Dan Masyarakat juli khususnya. Cerita tentang mereka mungkin hampir hilang di kalangan masyarakat sekarang.
Pada halaman lain buku ini akan penulis uraikan lebih lanjut cerita tentang Putra-putra Sayyid Muhammad Bin Sayyid Abdul karim Bin Sayyid ‘Athaillah.
Akhirnya Sayyid Muhammad ‘Asyiq Madinatirrasul Kembali ke hadhirat Allah Rabbul ‘Alamin, dan di makamkan di Cot trieng Juli – Bireun Atjeh.
Salah seorang dari 9 Putra Sayyid Muhammad yaitu Sayyid Ahmad/Sayyid Muhammad Basyar mempunyai seorang putra yang bernama Sayyid Abdul Ghafur lahir dan wafat di juli.
Sayyid Abdul Ghafur mempunyai seorang putra yang bernnama Sayyid Abdul Kabir Ar-raniry, beliau pernah bermukim dan menuntut ilmu di Ar-raniry.
Sayyid Abdul kabir menikah dengan seorang wanita, putri dari ulama Pante Geulima di Meureudu.
Pada awal abad ke 12 H, Sayyid Abdul Kabir Ar-raniry dari negeri juli hijrah ke negeri busu bersama istrinya atas perintah raja di waktu itu untuk menjadu mufti di negeri Busu di masa kerajaan Atjeh. Beliau menetap di Busu bersama istrinya. Setelah sekian lama menetap danmenjadi seorang ulama di Busu yang membidangi ilmu agama tentang thariqat “Syatthariyah”. Beliaulah yang pertama membawa thariqat Syatthariyah ke negeri Busu.
Akhirnya Sayyid Abdul Kabir Ar-Raniry menjadi seorang Teungku Syik di Busu dengan gelar Teungku Chik di Juli.Beliau mendapat nama lain dengan sebutan “Sayyid Syaikh Quthub Abdul Kabir Ar-Raniry.Adapun abeliau mempunyai 2 orang anak,yaitu Syaikh Nuruddin dan Syaikh Muhammad Bara ah.
Sayyid Syaikh Quthub Abdul Kabir Ar-Raniry lahir di Juli Bireuen dan wafat serta dimaqamkan di sebuah Kampung/Gampong yaitu Meunasah Arra atau Meunasah Lingkok sekarang.
Salah seorang putra Sayyid Abdul Kabir ialah Syaikh Nuruddin,beliau lahir di Meunasah Arra Busu,dan setelah dewasa beliaulah yang menggantikan orang tuanya,selaku penerus ‘Thariqat Syaththariyah yang tempatnya di Meunasah Tjut atau Meunasah Coh,yang sekarang tinggal nama
Syaikh Nuruddin menikah dengan seorang wanita yaitu putri Habib Lampoih U dan menetap di meunasah Coh.
Pada suatu ketika 4 abad yang silam terjadi suatu masaalah antara Syaikh Nuruddin dengan keluarga ulee baling yang berdomisili di sekitar dayah/tempat pengajian(meunasah coh),di Rumoh Raya diadakan acara pesta (piasan malam) yang merupakan hiburan masyarakat yang telah mendarah daging di hati masyarakat,hal itu bagi Teungku Syaikh tidak seperinsip,akhirnya Tgk Syaikh melarangnya.Tapi masyarakat tak mau mengindahkannya.Jadi Tgk Syaikh tak sanggup melawan hal tersebut,akhirnya terpaksa hijrah ke tempat lain.
Adapun tempat hijrahnya Syaikh Nuruddin adalah suatu tempat bekas sungai yang sering disebut orang bekas pante krueng.
Di sanalah beliau mulai hidup baru bersama keluarganya.Di tempat itu pula beliau membangun dayah tempat pengajian yang baru bersama masyarakat yang setia kepadanya.
Dari tahun berganti tahun pengajian semakin maju dan pengikutnya semakin banyak dan telah termasyhur kemana.Konon kabarnya,jika ada masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji,belum sempurna ilmunya kalau belum belajar di Dayah Pante.
Syaikh Nuruddin yang mengurus dan memimpin pengajian serta mengajarkan bermacam ilmu di dayah Pante semakin terkenal,sehingga beliau di juluki dengan sebutan Teungku Chik di Pante HU.
Di usia tuanya Tgk Chik di Pante semakin taat beridah kepada Allah dan pada suatu malam yang ke 27 di bulan suci ramadhan beliau bangun ditengah malam yang dingin menuju sumur untuk berwudhu,beliau melepaskan serbannya serta menaruhnya diatas pohon kelapa yang sudah tumbang sebelumnya.Beliau sempat memetik kelapa tua dan beberapa kelapa muda.Dengan tidak disadari pohon kelapa tersebut berdiri tegak kembali seperti sediakala.Tgk Chik di Pante tidak menghiraukan hal itu,beliau terus pergi menuju tempat shalat.Beliau menunaikan shalat malam sendirian tanpa diketahui oleh orang lain.
Keesokan harinya tersebarlah berita bahwa Tgk Chik di Pante mendapat malam Lailatul qadar.berita tersebut tersebar oleh muridnya.Ada segelintir orang tidak percaya hal tesebut,karena mareka belum begitu faham tentang agama.
Di samping mendapat malam qadar Tgk chik di Pante pernah mengalami kemuliaan yang lain,yaitu beliau bisa shalat diatas air,karena pada suatu ketika ada seseorang ingin mengikuti jejak beliau.Orang itu berkata kepada beliau : Saya ingin mengikuti Tgk Chik,kemudian Tgk Chik menjawab : boleh-boleh saja.Kemudian Tgk Chik mengajak orang itu shalat bersama diatas air yang ada di kolam.Tgk Chik biasa berdiri diatas air sedangkan orang itu tidak bisa.Dari kejadian itu bisa kita ambil hikmahnya,artinya kita harus menuntut ilmu.agar bisa sejajar dengan orang berilmu.
Ada kejadian-kejadian yang aneh lainnya yang dialami oleh Tgk Chik di Pante misalnya : beliau menemukan emas dalam buah kelapa yang beliau petik di malam qadar,beliau menanam segempal nasi lalu tumbuh sebatang mengkudu tanpa biji,beliau ada di Mekkah dan ada di Atjeh dalam waktu singkat.
Mengapa tempat Tgk Chik di Pante disebut Pante HU? Karena tempat itu asalnya pante krueng,kemudian menjadi tempat pengajian(dayah seumeubeuet) dan tempat ibadah terutama pada malam-malam tertentu diadakan acara ratib diantaranya mengucap ALLAHU yang dalam bahasa Atjeh disebut meuHU.maka tersebutlah tempat itu ‘PANTE HU’.
Adapun semasa hidupnya Tgk Chik di Pante meninggalkan sebuah dayah dan kitab-kitab hasil karyanya,yang sekarang semua itu telah sirna dimakan zaman.Hanya sebuah sumur tualah yang tinggal sebagai sebuah kenangan yang bisu.sumur itu disebut “MON MEUTURAB”.Di kemukiman Busu hanya ada 2 buah sumur yang berusia tua dan bentuknya sama.Yang satu di tempat TEUNGKU CHIK DI PANTE dan yang satu lagi dilokasi Mesjid PO TEUMEUREUHOM BUSUJadi Mesjid POTEUMEUREUHOM dan DAYAH PANTE HU berada di masa yang bersamaan.buktinya Teungku Chik di Juli(orang tua Tgk Chik di Pante) pernah menjabat sebagai Qadhi di masa POTEUMEUREUHOM.
Ada beberapa nama/gelar bagi Tgk Chik di Pante :
1.Syaikh Nuruddin.
2.Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin
3.Sayyidina wa Maulana Syaikh Nuruddin
4.Arif Zahidin
5.Teungku Chik di Pante.
Teungku Chik di Pante yang nama lengkapnya Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin mempunyai 9 orang anak :
1.Syaikh Mas‘ud (Quthub Nisbah wa Qadasallah) alias Tgk Chik di Meulayu alias Tgk Peupadok droe.
2.Syaikh Muhammad Sa’ad alias Tgk Haji Krueng Baro.
3.Syaikh Hasan Asyi Syamiah Makkah ALMUKARRAMAH.
4.lameu Husein.
5.Faqih Muhammad Saleh.
6.Haji Teungoh.
7.Teungku Nya’ Asyiyah.
8.Teungku Nya’ Pinta.
9.Teungku Nya’ Habibah.
Demikianlah sekilas cerita tentang Sayyid Syaikh Quthub Nuruddin,berikut cerita tentang anak-anaknya.
l.Syaikh Mas’ud alias Tgk Chik di Meulayu.
Syaikh Mas’ud lahir dan dibesarkan di Busu,hidup bersama orang tuanya dan belajar ilmu juga sama orang tuanya.Beliau juga yang menggantikan orang tuanya meneruskan cita-cita suci’yaitu menebarkan syiar.amar ma’ruf nahi mungkar.mengajar muridnya tentang tauhid,fiqah dan ilmu thariqat dan ilmu lainnya.