Pages

Labels

Daftar

wellcome in my place...

syarifah layla rahma

SYARIFAH LAILA RAHMAN

never give up if you wanna be succes....

value

syarifah.layla@yahoo.com. Diberdayakan oleh Blogger.

thank you...

Mengenai Saya

Foto saya
speak out frankly and friendship...

Search

Copyright Text

Kamis, 11 Oktober 2012

cinta sejati



Terlihat keras kepala tapi juga mulai merasa takut, Munir mencoba bertahan seperti seekor tupai yang kehujanan diatas dahan,dia tidak berani bergerak sedikitpun.Diatas pohon dan dibatasi dinding pembatas rumah yang tinggi dari kejauhan dilihatnya pintu gerbang terbuka lalu masuklah sebuah mobil mewah yang berjalan perlahan dan akhirnya berhenti di halaman rumah itu,  pintu mobil terbuka kemudian Munir melihat gadis itu keluar dari mobil mewahnya. Gadis yang selalu di incarnya sejak beberapa hari yang lalu.

Wulan adalah gadis yang anggun, setiap mata yang memandang pasti akan terpana akan kecantikannya, tidak hanya para lelaki bahkan teman-temannya juga selalu kagum padanya, banyak laki-laki menyukainya terlebih Munir,apalagi ayah wulan adalah orang terpandang di kampung itu, jadi ada banyak hal yang terlihat sempurna dari wulan yang ingin dimiliki lelaki manapun. Wulan wanita yang ramah, cantik, tidak sombong meski dari keluarga cukup terpandang, dia punya sosial yang sangat tinggi.

                                                            #

            Pernah mendengar suara benda jatuh dari pohon? kira2 seperti itulah munir terjatuh, sambil merintih bandel, munir menyentuh pinggangnya yang kesakitan berlari kecil menjauh agar tidak benar2 ketauan mengintip. Sehingga setelah penjaga kebun memeriksa munir sudah jauh.


            Sore harinya wulan datang kerumah munir untuk mengantar baju jahitan, karna ibunya sudah terbiasa menjahit meski tidak punya toko kusus untuk memudahkan usaha menjahit. Mereka menerima jahitan dari penduduk sekitar walau kadang dengan bayaran seadanya.

wulan sudah sampai ke rumah munir tetapi dia tidak langsung masuk, dan tak sengaja mendengar pembicaraan ibu munir.

            “Munir, hidup kita sudah sangat susah.. pergilah merantau, ibu sudah terlalu tua untuk menjahit, adik2 mu butuh biaya sekolah yang tidak sedikit.. sejak ayahmu meninggal kesehatan ibu sudah menurun, ibu sakit-sakitan, sedang apa tugasmu dikampung selain menggoda para gadis...”  kata ibunya sambil terbatuk2, dan meneruskan jahitannya.

Wanita itu terlihat ingin selalu kuat di depan anak2’a. Umur 40 thn yang sebenarnya belum trlalu tua tapi sedikit lebih keriput akibat kerja keras, beban hidup dan tanggung jawab.

“.. iya bu, aku akan pergi akhir pekan ini dengan beberapa teman, tapi pekerjaannya kasar.. blm tentu uangnya cukup untuk makan disana..” 

sahut munir yang keluar dari kamar dan menghampiri mesin jahit ibunya.

Ibu munir menghentikan jahitannya dan memberi sedikit nasehat kepada munir..

“Terus berusaha saja, Ayah selalu menginginkanmu lebih dari dirinya.. Ibu akan bahagia jika kau bisa bahagiakan dirimu sendiri. Tapi jika kelak kau berhasil jangan lupakan dua adik2 mu, meskipun kau akan durhaka jika melupakan Ibumu..”

Suasana menjadi sedikit mengharukan, apalagi wulan yang sejak tadi mendengar semuanya kini mulai meneteskan airmata, Tingkat kepeduliannya kepada orang lain terlihat jelas di matanya. Wulan berbalik, dia menghapuskan airmatanya, agar tak ada yang tau dirinya sedang menangis.

Ketika wulan kembali membalikkan badannya dan hendak masuk, ia melihat munir sudah berada di pintu dengan terheran heran.

“...wulan ???”  kata munir terkejut. Lalu pergi karna merasa malu. Munir tau bahwa wulan mendengar semua pembicaraannya.

Wulan ingin mengejar dan ingin minta maaf, tapi ia lebih memilih mendekati ibunya munir lebih dulu.. lalu mereka membicarakan sesuatu.

Sementara itu, Dengan kesal munir menghentakkan tubuhnya di pos jaga, dimana disitulah sarang pemuda2 desa. Tempat mereka menghabiskan waktu dan mnikmati masa muda mereka.

“...waww.. teman2.. Dia kelihatan lebih tampan dengan wajah seperti ini” kata salah satu temannya, lalu teman yang lainnya ikut tertawa terbahak’bahak.

Saat itu munir jadi bahan lelucon teman2’nya, Teman dekatnya Fauzan ikut bertanya,

 “kenapa wajahmu teman..”

yang langsung di sambut satu temannya yang lain bernama heri,

“ Fauzan, biarkan aku yang bertanya.. Kenapa wajahmu teman... ha ha ha “

kemudian fauzan kembali tertawa dan menjawab, “ hahaa itu pertanyaan ku kawan..”

heri langsung membalas,
 “ iya, hanya saja aku dengan intonasi yang berbeda,ha ha ha... kau terlalu tegang, lihatlah gayaku... yang puitis...”

seperti itulah keakraban mereka, munir hanya tersenyum kecil melihat tingkah teman2nya sambil menggeleng2 kan kepala,tapi tetap saja dalam ingatan  hanya ada rasa malu terhadap wulan, kadang munir sempat berpikir kenapa ia terlahir menjadi miskin, pertanyaan yang tak pernah bisa di jawab bahkan oleh orang pintar sekalipun.

Setahun setelah Munir berangkat dari rumah, Ibunya mulai gelisah. Munir blm memberi kabar apapun sejak kepergiannya. Kegelisahan Ibunya menjadi-jadi. Setiap mlm Ibunya sllalu kepikiran anak tertuanya itu. Setiap doa adalah hanya untuk keselamatan Munir di perantauan.

Pada sore harinya ketika adik-adiknya pulang mengaji, ibu munir memanggil adiknya munir  yg paling kecil,
“ ikbal, sudah ashar kamu nak?.. kalo blm, shalat dulu... setelah itu jangan lupa berdoa untuk ayah, juga untuk abangmu.. Ibu sangat khawatir, hampir satu tahun abangmu gak kasih kabar apapun ke Ibu...”

“ Abang kan laki-laki.. Ibu gak perlu cemas. Bang Munir pasti baik-baik saja disana, bukan kah Ibu yang bilang, jgn Takut apapun, karna Allah slalu bersama kita. Iya kan? Allah pasti sedang menjaganya dsana, jd ibu jgn sedih lagi..”

Jawaban anak kecil yang sangat menyejukkan hati orang tua manapun. Ibunya tersenyum melihat anaknya yg menggemaskan itu..

setelah anaknya berlalu masuk rumah, di beranda rumah Ibu munir duduk termenung. Tapi beberapa saat kemudian dari jauh ada yang berlari sambil menyebut nama ibunya munir,dia datang dgn terburu2,,, dan ngos-ngosan.

“Bu rahmah... ada surat Bu... dari Munir.. saya dpt kiriman surat ini dari angkut yg lewat... saya permisi dulu bu, ladang msih d biarin, takut ada ternak orang yang masuk... “

“ Alhamdulillah... terima kasih banyak  pak hasan,aduh terburu2 sekali... minum dulu, saya jadi tdk enak....” sahut Ibunya sambil tersenyum dan mencoba mencegah...

Namun orang itu tetap pamit pulang, dan pergi begitu terburu-buru..

Ibu munir merobek bagian ujung amplop, suratnya langsung d ambil. Dengan cepat membacakan isi surat nya, munir hanya menulis beberapa baris saja.


Ibu,
Munir disini sehat,Alhamdulillah. dan pekerjaan lancar. Munir berharap Ibu, maya dan ikbal juga sehat-sehat saja.ini ada sedikit uang, Munir hanya punya segitu. 300.000 emang bukan apa2, tapi itu cukup untuk membeli benang dan peralatan jahit ibu. Doakan munir dsini ya bu.
                                                                                                Anakmu munir.

kamu tak perlu kirimkan uang untuk Ibu nak,kamu baik-baik saja Ibu sangat gembira mndengarnya. Bisiknya dlm hati. Ibu munir sangat sedih campur terharu.

kamu tau sesuatu nak, Wulan membeli mesin jahit baru untuk Ibu, dan Ibu sekarang bekerja d pabrik teman ayahnya. Pabrik tekstil terbesar di kota kita. Ibu tak perlu bekerja keras lagi sampai larut malam sperti dulu, tugas ibu disana hanya mengajar menjahit, layaknya seorang guru.
Ibu suka pekerjaan itu. Sedangkan maya, sepulang sekolah juga sering ke pabrik, dia membantu tmn-tmn ibu dsana. Kata wulan, Lulus SMA tahun depan, maya bisa kuliah di manajemen industri. Maya anak pintar, dia sering membantu menghitung pasokan kain berdasarkan jenis bahan dgn cepat.

Munir tdk melanjutkan lagi bacaan surat balasan dari ibunya, dia terisak-isak menangis karna telah membohongi ibunya.

“maafkan Munir bu...”

Diperantauan munir ternyata belum mendapatkan pkerjaan yg dengan bangga bisa diceritakan kepada ibu dan adik-adiknya, ia bahkan malu pada adiknya maya, maya yang masih SMA saja sudah bisa di percayakan oleh perusahaan besar. Munir benar-benar ingin membahagiakan ibunya, tapi keberuntungan belum ada di pihak dia.

Tekad bulat munir membuatnya terus berusaha, ia hanya membawa ijazah SMA ke tempat perantauannya untuk mencari kerja, sementara dulu ia pernah masuk kuliah.. pertengahan smester ia non aktif sampai sekarang. Terhitung hampir 5 tahun. Munir bukanlah orang yang serius, dia hanya pemuda yang sangat bahagia menikmati hidupnya, itu sebabnya pekerjaan serius pun susah untuk dia dapatkan. namun saat ia memikirkan nasib keluarganya, terkadang Munir juga bisa menangis.

Tapi bidadari pujaan hatinya telah menyelamatkan keluarganya dari keterpurukan, munir berpikir, Tdk kah ia punya keinginan untuk menaklukkan hati gadis idamannya itu. Hanya orang gila yang akan bilang tidak, munir ingin menjadi pria sejati yang di idamkan para wanita.

Wajah dan ketulusan hati wulan membuat Munir bersemangat menjalani hari-harinya di perantauan, hingga perih, sakit, luka, ia rasakan dengan penuh suka cita. Baginya perih hidupnya blm berarti apa-apa di bandingkan dengan betapa sakitnya perasaan ibunya jika saja tau kabar gembira yang ia berikan untuk ibunya itu palsu. Ia akan bersalah selamanya.

Usaha nya yang tdk pantang menyerah membuahkan hasil, saat munir mau menjadi apapun yg d perintahkan orang lain, ia tidak pernah peduli apapun pekerjaannya saat itu. Keberuntungan sedikit demi sedikit mulai memihak pada dirinya.

Berawal dari seorang cleaning service, kemudian ia menjadi satpam d sebuah kantor dinas kepegawaian. berangkat dari situ karna hasil didikan Ibunya yang sangat baik, Munir d percaya menjadi staf biasa d bagian administrasi kantor dinas tersebut.

 Setahun sudah berlalu, munir melanjutkan kembali kuliahnya agar bisa mengurus SK nya. Ia pindah kuliah kekota itu agar bisa dekat dengan tempat ia bekerja.

Stelah semuanya selesai akhirnya Munir di angkat menjadi kepala bagian di kantornya, karirnya sangat cepat, karna munir sangat terampil dlm pekerjaannya. Meski begitu sibuk,bukan berarti dia lupa pada kampung halamannya.

Munir tidak mengatakan kepada ibunya akan pulang ke kampung halamannya, ia ingin memberikan kejutan untuk Ibu dan adik-adiknya.dia sudah punya rencana sendiri.

Munir pulang dengan Mobil mewah, meski blm punya supir pribadi. Ia bisa mnyetirnya sendiri. Sesampainya di kampung halaman, ia merasa sangat bangga, setiap penduduk sekitar rumahnya memberi senyum bahagia untuknya. Di belakang nya ada pak hasan yang mngejar dengan berlari-lari kecil mengikuti laju mobil Munir masuk lorong Rumahnya.

“Muniiiir.... kamu sekarang sudah jadi pejabat ya... saya bangga melihat kamu....” seru  pak hasan cengingisan, sambil memandang bangga Munir yang keluar dari mobilnya setelah di parkir di halaman rumah munir...

“ hehe ah bapak bisa aja, ini perjuangan saya pak di tempat orang... “ jawab Munir tersenyum ramah dan berjabat tangan sambil sedikit membungkuk.. agar dia tidak kelihatan sombong dengan kondisinya saat ini.

Ikbal adiknya yang sudah besar sembunyi di belakang pintu, munir meninggalkan kampung halamannya sekitar 6 tahun lalu. Sejak adik-adiknya masih kecil. Tiba-tiba ibunya langsung keluar sambil menangis terharu melihat putranya pulang dgn sejuta kebahagiaan. Langsung di peluk dan di ciumnya tangan Ibunya dengan rasa Berterima kasih yang teramat sangat.

“ini semua berkat doa Ibu...” Munir sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

Pak hasan pun ikut terharu melihat Munir dan Ibunya, sampai-sampai dia lupa ladangnya sudah di serbu ternak-ternak orang.

“bapaaaak... ladangnyaaaa......” teriak anaknya dari kejauhan.

“waduh, mati aku !.. sayuran ku..! bu, munir, saya permisi dulu.... nanti kita sambung lagi ya.....”

Ibunya munir tertawa geli melihat pak hasan yang selalu sibuk dgn ladang dan ternak2 yang mengganggu ladangnya itu.

Maya dan Ikbal sudah berdiri tepat d belakang Ibunya, Munir sampai hampir lupa pada dua adiknya itu,

“ Maya... kamu sudah berubah sekarang, pasti sekarang sudah punya pacar yaa... ayo ngaku...”  kata munir sambil mencubit dua pipi adik perempuan satu2nya itu..

“ih abang sakit tau, maya sudah besar, bukan anak kecil lagi...” kata maya sedikit kesal sambil mengelus pipinya yg kesakitan, tingkah abangnya tidak pernah berubah...

“kamu siapa?” tanya munir kepada ikbal pura2 tidak tau..

Ikbal mengerutkan keningnya, adik kcilnya yang berusia spuluh tahun itu berlari dan bersembunyi di belakang ibunya.

Lalu merekapun tertawa melihat tingkah Munir yang tidak pernah berubah itu.

Munir mengambil surat izin dari kantornya beberapa hari. Dia ingin menghabiskan masa liburannya di kampung halamannya.

Sembari masuk ke dalam rumah.

“oya bu.. ini ada sedikit uang... “ munir memberikan lagi uang 300.000

Ibunya terheran heran...

“uang apa ini ?” tanya ibunya

“Itu uang bener2 hasil kerja keras Munir bu...” sahut munir sambil tersenyum...

Ibunya masih heran,

“lantas yang dulu bukan hasil kerja keras?” tanya ibunya lagi..

“bukan bu.. Munir ngutang 300.000 sama teman wat ngirim k kampung.. saat itu munir belum dapatin pekerjaan..”

Ibunya menggeleng gelengkan kepala, “seharusnya kamu ga perlu seperti itu..ibu tau dsana kamu baik2 aja ibu sudah sangat senang..”

Munir hanya tersenyum.... ia bisa memberikan lebih dari itu sekarang ini, namun 300.000 itulah simbol perjuangan munir.

Beberapa hari d kampung halaman membuat munir merasa sangat senang,dia juga menghabiskan waktu bersama teman-temannya di pos jaga. Tempat dia biasa main. Tetapi beberapa temannya ada juga yang sudah berkeluarga. Salah satunya heri. Heri meminang anak tetangganya. Jadi dia msih bisa bertemu heri, sementara teman nya yang lain sudah tinggal d tempat lainnya.

Pos jaga tidak se ramai dulu, bahkan hanya ada beberapa orang. Saat itu hanya heri yang ada dsana. Tmn yang satu nya pamit pulang.

“punya istri itu enak loh :D hi hi ?” Kata heri tertawa kecil memulai percakapan.

“kapan kau kawin?’’ tanya heri lagi

“belum.. susah juga menaklukkan wanita..” kata munir pelan

Mereka sama-sama tidur telentang, sambil bicara melihat ke awang awang... layaknya orang yang sedang menghayal bebas..

“hey kawan.. apa lagi yang kau tunggu.. kau punya wajah yang lumayan, di banding aku, kau juga sudah menjadi orang hebat, Pasti banyak wanita yang bersedia..” kata suheri temannya mengacau.

“aku tidak akan menikah dengan wanita seperti itu...” jawab munir sedikit tegas sambil melihat tmn nya

“Kenapa?” tanya heri lagi

“aku hanya akan menikah dengan orang yang peduli padaku saat hidupku dalam kondisi terpuruk, bukan Cuma peduli, dia bahkan mengubah kterpurukan mnjadi hdup yg lebih baik.dan aku sudah menemukan orangnya, sejak dulu.” Jawab munir yang pandangannya tidak jelas, seakan dia sdg bcara dgn angan angan nya.

“emmmm masih mengharapkan wulan? Cintamu hebat ya, bisa bertahan.. sprti tdk ada wanita lain saja di kota besar sana” cetus heri sembarangan

“memang tidak ada, dimanapun hanya ada wulan. . bahkan saat aku melarat di perantauan. Karna wajah dan ketulusan hati wulan, aku bertahan.. semoga hatinya belum dimiliki oleh orang” jwab munir yg sudah ter tidur di pos jaga. Dia mulai mengigau dgn pertanyaan suheri..

Deru mobil di pinggir jalan kota kecil itu sdikit bising, membuat munir terjaga dari tidurnya di pos jaga. Lalu segera beranjak pulang.

Di rumahnya sudah ada wulan yang sedang membicarakan kuliah maya, munir sampai d pintu rumah yang tanpa malu lagi masuk ke rumah sederhananya matanya tak pernah lepas memandang wulan dan menyalami nya.
 Wulan sedikit kaget dan malu sambil bertanya.
“kapan pulang?”

Munir tidak menjawab pertanyaan nya melainkan pamit keluar sama ibunya,
“bu.. aku ingin mengajak wulan keluar sbentar..”

Ibunya hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu munir membawa wulan jalan mengelilingi desanya, sambil berbincang2..

“emm gmna rasanya hdup d perantauan..?”
Wulan memulai percakapan.. sambil tersenyum melihat wajah munir yang linglung sambil berjalan kecil...

Munir memandang senyum itu sedikit lama.. terlihat dari wajahnya sebuah cinta, senyum itulah yang membuat hidupnya menjadi lebih baik. Wulan adalah bidadari bagi munir. Bidadari yang menyelamatkan keluarganya. Bidadari di dalam hatinya. Bahkan wulan tak tergantikan gadis kota.

“emmm apa tdk ada jawaban untuk pertanyaan ku?”
Wulan kembali bertanya sambil tersenyum sekali lagi, yang membuat munir terbangun dari pandangannya terhadap wulan.

Munir mulai merasa malu, dia tidak tau ingin menjawab apa. Dan tersenyum malu tdk tau ingin membicarakan apa. Seperti kebanyakan orang yang sedang jatuh cinta.
Akhirnya kluar kata2 yang membuat wulan bingung.

“kemanapun aku pergi, aku hanya ingat ibuku dan adik2 ku. Mereka sungguh beruntung di perhatikan bidadari sepertimu”

Mereka terus berjalan, wulan terlihat sangat bingung. Munir melanjutkan kata2 nya,
“ di perantauan aku hanya ingin bertahan hidup, supaya tidak perlu merepotkan ibu d kampung. Saat aku melarat, saat aku merindukan mereka, saat aku merasa sangat sedih atas nasib yang terasa bgitu buruk, bahkan saat aku sangat lapar sekalipun, aku msih bisa tersenyum saat berpikir ibu dan adik2 ku baik2 saja disana karenamu.”

Wulan mulai mendengar serius ucapan2 munir..
Munir terus meracau,
“ satu hal yang tidak pernah bisa kulakukan adalah memanjat pohon akasia d sebelah tembok rumahmu lagi..”
Meski ucapan munir terlihat bergurau, tapi ia memandang wulan dengan sangat serius, hingga membuat wulan tersipu malu.

Wulan pun bertanya lagi tanpa memandang munir, sambil terus berjalan,
“ naik lift di gedung tinggi di tempat kerja abang kan lebih nyaman..”

Munir mulai mnyatakan perasaannya.. tanpa ragu lagi..
“ saat aku d kampung dulu, setiap sore hari.. aku selalu ingin melihatmu pulang.. meski selalu d lempari tukang kebun d rumahmu karna melihatku sering mengintip dari balik tembok, meski aku selalu jatuh kesakitan, aku tidak peduli.. tapi saat berada di perantauan, aku merindukan itu. Aku tidak prnah bisa lagi memanjat akasia itu untuk melihatmu..”
Wulan terdiam.. dan munir melanjutkan lagi ungkapan isi hatinya,
“Sekarang aku pulang bukan sekedar ingin melihat ibu dan adik2ku, tapi juga karna merindukanmu, cintaku bertahan, bahkan aku merasa kuat saat aku lemah d perantauan, semua karenamu.. aku jatuh cinta bukan karna ayahmu orang terpandang, bukan itu.. tapi hatimu terlalu baik, sampai2 aku terlena olehnya.. kamu memperhatikan kluargaku begitu tulus, tanpa mengharap apapun.. kami juga tak pernah bisa membalasnya, tapi izinkan aku mencintaimu.. aku ingin meminangmu”

Wulan sangat tersipu malu oleh kata2 yang d ucapkan panjang lebar oleh munir..
Lalu munir memandang nya mengharap satu jawaban yang sangat menentukan arah masa depan bahagianya.. beberapa saat mereka saling memandang dan terdiam. Wulan juga merasa berdebar2, terlihat dari senyumnya yang tersipu malu. setiap wanita juga akan merasakan hal yang sama saat ada laki2 yang bgitu tulus mencintainya.. apalagi munir yang punya wajah rupawan, pemuda desa yang sukses, juga keluarga yang sudah di kenal olehnya.. dengan tersipu malu wulan menjawab lembut..

“ minta lah doa restu pada ayah dan ibuku.. “ wulan mngatakannya sambil tersenyum memandang munir yg penuh harap.

Munir bahagia sekali, perasaannya berbunga-bunga.. tak ada kata yang bisa dia ucapkan. Lalu dengan perasaan bahagia mereka pulang.

Dua minggu setelah hari itu, pesta pernikahan megah di gelar di rumah wulan.. hari itu wulan menjadi wanita paling cantik bersanding dengan munir yang juga terlihat sangat gagah.
Ibu munir menangis terharu, sambil mencium kening wulan dan berkata..
“ munir anak ibu yang nakal, terkadang sikapnya juga menjengkelkan.. tapi saat bersanding dengan nak wulan, dia jadi pria yang sangat gagah.. semoga jadi pasangan yang bahagia sampai tua nanti..”

Wulan hanya tersenyum, dan munir yang memberi jawaban pada ibunya..
“ itu dulu bu.. sekarang aku sudah dewasa.. mohon doa restu untuk kami ya bu.. doakan munir dan wulan bisa mnjadi keluarga yang sakinah mwaddah warahmah..”

Stelah ibunya berlalu, munir memandang wulan dengan penuh cinta, bidadari itu sekarang adalah miliknya..
“ aku selalu mencintaimu wulan.. istriku..”
Wulan hanya terus tersenyum bahagia.
  
oLeh    :
SYARIFAH LAILA RAHMAN


*note: tadinya pngin bikin jd novel, d bukukan dan alur critanya d perpanjang.. tp takut gak ada yg beli bukunya :D hehe

ada cinta di facebook




Saat cinta pergi bagaimana perasaan mu..
Aku mengalami masa-masa yang sulit untuk mendapatkan seorang kekasih, entah karena aku tidak punya pergaulan yang baik dengan laki-laki.
Pada dasarnya hidupku sama seperti gadis lain, dari seorang anak kecil yang tumbuh besar di keluarga sederhana, menjadi gadis desa yang kemudian tinggal di kota kecil untuk kuliah.
Banyak orang menyangka aku orang yang sangat pendiam, aku tidak peduli apapun, aku hanya menjalani hidupku sendiri.
Sebenarnya aku bukan tipe yang seperti itu, aku hanya merasa kesepian. Seumur hidup aku seperti menjalani hidup sendirian. Meski punya teman sekalipun, aku tidak pernah merasa memiliki mereka.
Suatu hari pamanku mengenalkanku pada seseorang, dia laki-laki yang baik. Hanya saja seharusnya dia tidak pernah bersikap baik padaku. Aku menyukainya, tp kurasa bukan karena cinta. hnya karena itu pertama kalinya aku punya teman pria.
Hari berganti hari dia terus menerus ingin tau kehidupanku, apa yg sdg aku lakukan, orang sprti apa aku, dia seperti sangat ingin tau,sampai2 hatiku terbuka untuknya. Aku mengira dia akan mencintaiku. meski aku belum merasa mencintainya.
Kira-kira itu trjadi hampir setengah tahun, aku membuka hatiku untuknya, namun suatu hari aku mengetahui dia baru saja jadian dengan seseorang.
Awalnya aku tertawa. Aku tersenyum gembira sekali. Sama sekali tidak cemburu krna aku belum merasa mencintainya, hanya saja Detik itu juga aku seperti ingin menangis, aku merasa kesepian lagi.
Apa yang dilakukan lelaki seperti itu denganku dihari2 yang sudah terlewat. Tingkah dia tdk sprti seorang teman, tdk juga sprti kekasih. Kurasa yang membuat dia lari dari kedekatan Kami adalah karena aku menginginkan suami, bukan seorang pacar. Smentara dia masih terlalu muda untuk menikah.
Aku mulai merasa itulah sebab akibat kenapa tidak ada laki-laki manapun yang mau mendekat denganku. Aku juga berpikir dengan pikiran ku sendiri, kenapa laki-laki takut menikah.. padahal dari segi manapun menikah itu hal yang menyenangkan, saat kita jatuh cinta, kita ingin terus bersama dengan orang yang kita cinta, bukankah dgn mejadi suami istri kita akan terus bersama seumur hidup?
Aku katakan,
Terus bersama sepanjang hari, melakukan apapun bersama-sama, meluapkan semua rasa cinta yang ada, dititik manapun bisa saling menguatkan, saling melengkapi, orang-orang juga ikut bahagia melihat kita,  bukankan itu adalah hal yang sangat luar biasa.
Sayangnya banyak dari mereka terlebih dahulu takut pada sesuatu yang belum terjadi, seperti tidak bisa memberi nafkah hidup, padahal rezki itu adalah urusan sang khaliq, tinggal bagaimana kita berusaha mendapatkan nya.
Aku terlalu jauh menghayatinya. Tapi dari awal aku tidak katakan aku sedang patah hati. Aku hanya sedikit kecewa dengan laki-laki itu, apa yang di inginkannya yang sebenarnya. Saat aku mulai menyukainya, dia seperti lepas begitu saja. Aku pasti akan gila jika saja saat itu aku mencintainya.
Hari-hariku selanjutnya rasanya menjadi lebih baik, aku mulai memahami sdikit bagian kecil sisi laki-laki.
Usiaku belum tua, aku bahkan merasa masih sangat muda.
Di usia muda seharusnya aku sudah bisa memiliki seseorang, seperti pacar misalnya. Aq bahkan tidak ingin memikirkannya. Bagiku, ktika aku mengenal laki-laki, aku hanya ingin dinikahi. Tapi spertinya itu tidak berlaku di dunia yang sekarang aku singgahi.
Aku tidak bisa begitu banyak memiliki cita-cita dan keinginan, itu membuatku sakit berkali-kali. Tiap yang aku inginkan pasti bertolakbelakang dengan dunia dimana aku hidup.
Yah lebih baik aku diam dan mulai menjalani hidup bgini adanya. Itu lebih baik.
#
Karna terlalu bosan dan aq tdk tau apa yang harus aku lakukan saat hidup terasa begitu sepi, aku mulai berpikir apa yang dilakukan orang-orang,
Jaman sudah begitu canggih, kenapa aku begitu kerepotan mencari kegaduhan, dunia mengenalkanku pada teknologi. Akupun mulai memanfaatkannya.
Aku bisa bahasa inggris, penulisan inggrisku sangat bagus. Tapi aku kurang jelas cara mengucapkannya. Itu pengaruh dari dialeg bahasa di desaku.tapi itu tidak apa, aku mencoba memanfaatkan dunia teknologi, aku mulai berkenalan dengan internet.
Aku ingin memperdalam pengetahuan bahasa inggrisku lewat chatting, saat itu aku kenal banyak teman dari manca negara, hari-hariku mulai berubah. Aku punya banyak teman di luar negeri, karna dari awal aku hanya ingin berteman. Jadi semampu mereka merayuku, itu sangat tidak berpengaruh.
Suatu hari aku mulai berpikir, kenapa aku tidak mencoba berkenalan dengan teman-teman di seluruh nusantara, itu juga tidak begitu buruk kok. Mungkin dengan mereka bisa jadi lebih akrab, dan aku juga lebih tau bgaimana sifat orang2 di negaraku sndiri.sampai Aku membuat sebuah akun di situs jejaring sosial facebook.
Aku mulai mencari dan mencari teman, sebanyak mungkin. Laki-laki ataupun perempuan aku tidak peduli.
Aku memajang foto yang paling bagus yang pernah aku punya. Banyak yang mengenalku, ingin menjadi temanku, pacarku, bahkan ingin menikah denganku, tapi pertanyaan nya, apakah mungkin aku akan menikah dengan org di facebook?
Itu tidak akan pernah terjadi sebelum aku bertemu dan mengenal mereka lebih jauh lagi di hidupku yang nyata.
Aku mulai betah di internet, aku memiliki banyak teman, banyak mereka disana menyayangiku, hingga suatu hari aku kenal seorang laki-laki. Dia sepertinya sangat pendiam. Dia menyukai fotoku, semua foto-foto ku. Tapi tidak banyak komentar sperti laki-laki lain. Dia membuatku  penasaran, sangat penasaran. Kurasa aku menyukainya.
Hari-hariku terus berkomunikasi dengannya lewat facebook, hingga dia ingin alangkah baiknya kalo bisa brbicara lewat telpon dgn ku. Ya aku langsung memberikan nomor tlpon ku. Suara pertama yg aku dengar membuat jantungku hampir meledak. Ternyata suara laki-laki juga bisa begitu menarik, dari yang aku tau dia itu penyiar radio. Ya pantas saja aku slalu rindu suaranya.
Aku merasa aku mulai jatuh cinta.
Saat ada yang bertanya kenapa memilihnya, aku tdk bilang karna suaranya, tapi karna dia berbeda. Karna dia tidak mencintaiku.
Dia tidak mencintaiku. Aku sedih memikirkan itu. Saat begitu banyak orang-orang yang terlihat bodoh karna mendekatiku, tapi dia bhkan tdk pernah mmikirkan untuk ikut bodoh sprti itu.
Dia hanya sebatas mengagumiku, menurutnya aku pintar, baik, menarik. Tapi tidak untuk dicintai. Dia sendiri yang katakan itu. Aku benar-benar terpukul, itu benar-benar membuat ku patah hati.
Saat aku marah karna dia tidak mencintaiku aku tidak bisa melakukan apapun selain merindukannya, dan berharap dia akan benar-benar menjadi jodohku. Saat itu aku merasa benar-benar patah hati. Tapi kedewasaannya membuatku merasa tenang, bahkan dari jarak jauh dia bisa menenangkan pikiranan ku.
Dia menjelaskan semuanya, bukannya dia tidak mencintaiku. Dia hanya tidak ingin membodohiku dengan cinta yang seperti ini. Dia menginginkanku, tapi itu benar-benar tidak mungkin, dia tidak sanggup merindukan aku yang jauh darinya.
Meskipun kata banyak orang cinta itu butuh pengorbanan, tapi menurutnya hiduplah di dunia nyata dan brpikir scara logika, hnya karena cinta bkn brrti harus mengejarnya kemanapun meski tidak sanggup.
Aku mengerti semua penjelasannya, dia bisa menyayangiku dari jauh sebagai teman, sebagai adik.. atau apapun itu.
Jujur aq bhagia pernah mngenalnya.
Saat aku patah hati karena dia dan sebelum aku sadar akan cinta buta itu, aku juga mencari ktenangan lainnya, masih di dunia facebook.. aku curhat pada orang lain tentang nya, siapapun itu yang menurutku membuat hatiku tenang. Aku kenal orang lain,
Dia adalah kebalikan dari laki-laki itu, jika yang sebelumnya itu adalah tidak banyak bicara,baik,lembut,dewasa, maka kukatakan yang ini sangat banyak bicara,trlalu agresif,dan sangat kekanak-kanakan. Hanya kata2 nya yg aku tidak pernah mencatatnya, kalo aku bisa mencatatnya akan kubuat banyak buku tentang rayuan dan cara menggombal.
Pada awalnya aku sangat tidak menyukainya, dia bahkan bukan tipeku. Aku tidak mengenalnya, FB nya tidak jelas, dia tidak memajang fotonya, awalnya itu tidak ada masalah bagiku, aku juga tidak ingin memikirkan nya.
Tapi lambat laun aku semakin dekat dan sangat dekat. Aku mulai akrab, dan mulai mengerti satu sama lain. Semua berjalan dengan baik. Aku masih berhubungan dengan orang yang membuat ku patah hati dan juga dia yang baru aku kenal, aku juga menceritakan tentang mereka masing2.
Pendapat mereka masing2 tentang sifat masing2 sangat berbeda. Tapi bagaimanapun juga aku bisa melihat sifat mereka berdua. Akhirnya aku merasa suka keduanya. Padahal mereka hanya bayangan yang aku kenal di facebook. Ini membuatku sangat kebingungan. Aku merasa sperti orang gila. Kenapa di facebook saja aku seperti ini, kenapa tidak ada yang mencintaiku seperti itu di dunia nyata. Ini membuatku sangat sedih. 
Aku dekat dengan mereka berdua, saat itu aku bahkan suka pada keduanya, yang satu tidak banyak bicara dan membuatku slalu penasaran, yang satunya sangat bnyak bicara dan ga bisa dibohongi aku suka saat dia merayuku. Saat aku di rayu, aku merasa bahagia, kalaupun dia hanya pura2 mencintaiku saja membuat aku bahagia, bagaimana jika dia benar2 mencintaiku, itu akan membuatku sangat2 bahagia.
Dunia maya terasa begitu nyata saat aku mengenal mereka, disana aku jatuh cinta, disana juga aku merasa di cinta.
Saat semua berjalan dengan baik, aku berpikir mereka akan saling membenci satu sama lain, dan itu terjadi. Ada kcemburuan, kadang aku tertawa kenapa hidupku seperti ini, tidakkah itu sangat berlebihan bila menyukai orang di fb yang belum pernah bertemu, bahkan menaruh kebencian krna rasa egois.
Mereka juga merasa sangat dirugikan, bahkan aku dianggap mempermainkan perasaan mereka. Mereka menyebutku bermuka dua, munafik, apapun itu kata2 yang tidak pantas aku dengar, apalagi itu keluar dari mulut orang2 yang sangat aku sayang.
Bisa bayangkan sperti apa rasa sakitnya. Kita tdk prnah bertemu tapi sudah saling membenci sejauh itu. Kukatakan, mengata-ngatai orang itu sangatlah kekanak-kanakan. Tapi mereka adalah orang dewasa yg melakukannya.
Akhirnya berapa saat aku mnghilang, dan menjauh dari facebook.
Saat kembali muncul di fb aku barusaja musibah, aku kecelakaan sehabis balik dari kampung halaman. Saat itu aku masih rawat jalan. Belum bgitu sembuh. Tapi hanya salah satu diantara mereka yang memperhatikanku, ternyata selain bisa merayu dia sangat perhatian,dia juga bkn org jahat seprti yg aku byangkan sbelumnya,sdgkan yang satunya lagi entah karna terlalu pendiam dia bahkan tdk bisa memberiku semangat untuk sembuh.
Karna aku suka di rayu olehnya ya aku semakin dekat dgn nya. Aku mulai tidak peduli lagi pada laki-laki lain. Hingga akhirnya aku terperangkap lagi oleh cinta. Entah apa yang aku suka darinya, dia terlalu pintar bicara. Padahal sejak awal aku membencinya, cara hidupnya, Smuanya. Tapi krna trlalu membencinya aku mencintainya,dan kini aku bahkan tdk bisa melupakannya lagi.
Hbungan kami tdk jelas akan di kemanakan. Selama belum bertemu aku tidak mungkin menjadi kekasihnya, tp cinta bgitu dalam jtuhnya. Aku mnganggapnya pacar, dia juga sprti itu.  Entah kapan jadiannya tiba-tiba aku sudah menjadi pacarnya. Aku benar-benar sudah tidak punya akal sehat lagi. Kata-kata manisnya benar-benar manjur dan membuat aku meleleh. Sperti yang sudah kukatakan, dia pura-pura syg pd ku saja aku senang, apalagi kalo dia benar-benar menyayangiku. Dunia terasa begitu indah, sampai aku lupa kalo dia tidak pernah nyata untukku.
*
Kini aku hanya bisa merindukan saat2 menyenangkan, ketika aku merasa di sayang, merasa di perhatikan, bahkan ktika aku merasa di cinta. Namun Masa2 itu sudah berlalu, aku sudah melupakannya. Aku baru sadar Mereka hanya teman2 fb ku, tidak lebih dari itu.
Sekarang aku berharap seseorang akan segera datang, yang akan benar2 mencintaiku, menyayangiku, dan menemaniku sampai aku tua kelak. Seorang suami yang baik untukku, ayah yang baik untuk anak2 ku, imam yang baik untuk keluargaku.
Kira2 kapan impianku akan terwujud, aku selalu berhayal saat ada yang akan melamarku nanti, hnya satu pertanyaan Knapa dia memilihku?. . ketika itu sudah terwujud saat bersamanya akan ada banyak pertanyaan lagi yg muncul.
Ketika sudah menikah dan hidup bersama seseorang yg aku sayang, aku tidak hanya ingin menjadi seorang ibu, aku juga ingin cepat2 menjadi wanita tua, saat itu kulitku akan keriput, rambutku berubah warna menjadi abu2, aku sudah tidak bisa mendengar bisikan cinta lagi, aku juga menjadi lemah tak berdaya, disaat2 sperti itu masihkah aku di cintai dan di sayangi..
 oleh :
SYARIFAH LAILA RAHMAN